Maka jadilah tulisan ini, di sela sela kegiatan pagi hari dan sebelum berangkat ke kantor imigrasi.
Ini tanggal 28 Desember,,, 6 Hari setelah kejadian tsunami yang lalu.
Gini deh,,,, kalo gue inget - inget, tulisan terakhir gue itu muncul sekitar dua bulan lalu, atau bahkan tiga ? lupa.
Banyak hari - hari yang gue lewatkan, kejadian - kejadian. Kita hidup lalu lupa, menulis, adalah caraku untuk mengingat.
Eh, ternyata ya, blog ini sekiranya sudah ada sejak gue umur empat belas tahun. Sekarang, gue udah tujuh belas tahun. Yang gue rasakan adalah, gue sekarang sudah mulai banyak mengurus berbagai kebutuhan atas dasar tanggung jawab sendiri.
Gue bikin SIM, KTP, PASSPORT, atau ke rumah sakit, semuanyan sendiri. Biayanya juga sendiri. Asik sih, jadi mengerti. Tapi ada nggak asiknya, isi dompet selalu raib.
Dengan adanya SIM, tentu gue nggak perlu takut - takut lagi dengan Pak Polisi. Kalo lagi di jalan terus diberhentikan,, gue bisa pasang muka songong sambil bilang :
" Nih, masih baru. ! "
Lalu Pak Polisi bakal terhenyak, secara perlahan menganggukan kepala. Lalu berkata :
" Anak yang baik. "
Lalu gue pergi,,, meninggalkan Pak Polisi dalam nuansa kekaguman.
Maksud gue adalah, udah nggak perlu takut lagi untuk diberhentikan polisi. Ya kecuali,,, gue membawa dua kilogram sabu di tas.
Dengan begini, gue jadi merasa lebih bebas untuk pergi berdua sama Min. Eh, baru pada tau ya ? hihihiihihi. Dengan begini juga, jelas sekali, tingkat kebucinan gue meningkat.
Tapi aku selalu senang untuk berdua, kalau malam, kalau siang, kalau sore, sekali pagi. Aku senang ketika kamu dekat aku. Sungguh, kamu adalah pengemudinya. Katakan padaku mau kemana kamu, kita akan terbang !
Gue juga udah nonton bareng lho ama Min ! Moment pertama adalah, sebuah film dokumenter Coldplay yang hanya tayang one day at one time di seluruh dunia. 14 November 2018. Tiket film ini tentu saja pre-sale mulai dari tanggal 26 Oktober sebelumnya. Tau nggak, tanggal 26, pulang sekolah hujan - hujan, gue tetep beli ! Padahal gue nggak tahu saat itu, Min bakal bersedia atau tidak. Seandainya enggak, gue berencana supaya tiketnya bisa diberikan kepada orang yang lebih membutuhkan. Contoh : tukang bubur dan mie ayam. Pasti capek seharian bikin adonan.
Tulisan macam apa itu.
Selain karna bisa duduk bersebelahan. Yang lebih menganggumkan adalah saat itu, adalah hari pertama dan kali pertama, gue masuk rumah Min. Hawanya bagus. Bau melati, ada bunyi tanjidor, dan tentu ada malaikat. Yang lebih ajaib adalah adanya sosok popo Min. Setelah berada di dalam sana untuk beberapa waktu, gue baru tau bahwa, sosok tersebut merupakan bentuk lain dari ujian mendekati Min. Yah, harus siap - siap. Gue rasa, kalo popo nya enggak setuju, udah deh kelar sampai di situ. Ujiannya lumayan berat, tapi syukur, gue lulus. Hihihihihi
Tapi sejak itu gue mulai mikir. Kan Min memang secantik itu yah, pasti banyak yang deketin. Terus ? semuanya dateng kerumah dan mendapatkan ujian yang sama, gitu ? Gue yakin banyak yang gagal.
Marilah kita mengheningkan cipta bagi jiwa - jiwa yang gugur dalam ujian pertama mendekati Min.
Dari situ, gue mulai lebih dekat dengan keluarganya. Mama cantiknya, Papa gendutnya, dan Cece kembarannya. Asik.
So you sail away, into a grey sky morning, now im here to stay, youre just the best i ever had.
Setiap kali datang ke sana, ah. Senang. Kemarin, beberapa hari yang lalu,,, gue berkesempatan pergi bareng Min, Mama, Cece. Ketika moment itu terjadi, gue benar - benar tahu bahwa gue sedang bahagia. Namun, moment paling hebat dari kejadian tersebut adalah... perasaan setelah pulang dari mereka. Ketika di atas kendaraan sendiri, ruang kepala mulai dipenuhi oleh kepingan - kepingan kenangan tentang apa yang baru saja terjadi. Secara sadar, setiap bagian dari kejadian tersebut terjahit dengan sempurna. Lalu masuk memori jangka panjang. Mungkin bisa hilang tujuh puluh tahun lagi ketika gue Alzheimer.
Ditambah, besoknya, gue memang punya rencana pergi ke ulang tahun temen, bareng Min. Saat itu, Min pake dress. Sebenarnya, mau gue kasih fotonya di sini. Tapi jangan ah. Takut kalian jatuh cinta, lalu kita berantem deh.
udah ah, mau pergi ke imigrasi. udah telat lima belas menit nih !!!!
Tapi ini yang namannya jatuh cinta seharusnya, sedih, sedih, sedih, lalu senang sekali untuk menutupi kekecewaan lainnya. Satu kesenangan bersamamu itu cukup. dan aku mulai suka dengan kamu yang membiarkan rambutmu hidup dan bebas.
Meskipun kamu tidak menggunakan anting, aku masih suka untuk memperhatikan telingamu. Takut ada yang bisik - bisik untuk ninggalin aku.
Tapi aku rindu, dan cinta, dan itulah kenyataannya.