Karena jangan - jangan, masa depan tidak akan pernah aku jejaki. Karena nyatanya, aku hanya hidup di hari ini yang harus lebih baik dari hari kemarin.
- Ayah
Beberapa hari lalu, gue baru aja pulang dari salah satu kegiatan SIswa PeCInTA alam di sekolah. Rencana, gue yang sudah dua kali ikut berpergian akan merangkum sekaligus kisah SICITA gue. Tapi ntar, lagi nggak mood. Tiba - tiba bisa ngomong ke SICITA, cuma karena barusan dapet notif bahwa Min masuk grup yang sama dengan gue. Ada senengnya. Ada sedihnya. Terlebih, ada takutnya.
Next post deh bakal gue bahas tentang pergi kemarin.
Tulisan ini ditulis barengan sama telor rebus ketiga yang baru aja mendingin. Juga, Bad Day dari Daniel Powter. Hari ini nggak bad day, tapi karena lagi mood denger lagunya aja. Untuk telor, gue sering rebus telor untuk gue makan. Bikin kenyang.
Kali ini, tulisan gue bakalan tentang blog gue ini. Sejauh ini, gue udah nulis 94 tulisan, 95 sama ini. Pengunjung total udah 9000an. Nggak kerasa banget.
Gue yang juga dipenuhi oleh rasa penasaran dengan pendapat orang - orang, suka modus secara halus.
" Baca geh, baca geh. "
Terus gue liatin reaksi orang itu gimana. Terutama cewek - cewek.
Ada yang ketawa, ada yang datar aja. Ada yang senyum senyum sendiri. Ada yang baru sebentar saja sudah bilang tidak. Ada yang ngechat gue sebegitu bagusnya tulisan gue. Ada yang marah - marah karena cerita tentang dia gue masukin. Ada yang keberatan. Ada yang nggak terima. Ada yang jatuh cinta.
Gue ? bahagia parah.
Sepanjang hidup, gue jadi setuju sama perkataan Ayah di atas. Hidup ya hidup. Sesimpel itu. Sama aja kayak buku Bob Sadino yang gue babat habis di perpustakaan. Hidup ya hidup. Nggak usah mikirin masa depan. Apa yang disuka, lakuin dengan sepenuh hati. Hal - hal baik akan menyusul.
Sama kayak tulisan tulisan di blog ini. Yang gue tulis adalah apa yang mau gue tulis, semau gue, kapanpun, gimanapun. Menulis tentang apa yang mau ditulis, bukan apa yang mau orang baca. Itu kebahagiaan sederhana. Kebahagiaan kompleks adalah, gue nulis apa yang mau gue tulis, dan orang orang juga suka membacanya.
Itu.
Kata Ayah, Masa depan itu nggak akan pernah dateng. Karena faktanya kita cuma hidup di hari ini yang harus lebih baik dari hari kemarin.
Sederhana tapi menusuk.
Selanjutnya,,,
Reaksi orang yang bermacam - macam justru bikin gue seneng. Semua reaksi gue hargai. Lagi, ada yang suka ada yang enggak, ada yang bacanya sambil ngupil pake jempol ( kaki ). Terlebih, ada yang ketawa dan ada yang ketawain.
Tau beda nya kan ?
Perasaan gue ? tetep seneng.
Gue ngaku tulisan gue jelek dan sebegitu hinanya. Tulisan gue emang terlalu mengayal. Tulisan - tulisan ini emang sebegitu bohongnya pun sebegitu tidak jujurnya. Lagi, sebegitu sampahnya sampai diinjek oleh orang - orang.
Atas nama tulisan ke sembilan puluh lima, gue katakan dengan indah.
Mereka semua benar.
Apalagi yang mengayal, gausah jauh - jauh. Soal Min. Kurang ngayal apalagi sosok Alek ? Yang punya impian untuk selalu bisa ngunyah permen karet selagi muda. Yang punya impian untuk selalu bisa ngasih Min roti selai nanas di hari senin yang panas. Juga, sosok yang sebegitu nekatnya jatuh cinta kepada sosok yang sempurna, Min.
Mungkin kalian enggak tahu Min siapa. Mungkin kalian nggak bisa melihat sosok Min. Ada salah satu pembaca dari Pekan Baru, nanyain keaslian dan foto Min. Gue kasih foto ini :
Cowok penghuni DIS ( Daerah Istimewa Sukaraja ) juga dikenal sebagai Dajal oleh beberapa kaum ateis. |
Yah setidaknya, kalau memberikan foto Min asli adalah pelanggaran hak privasi, gue rasa foto cowoknya cukup deh.
Petunjuk lain apakah yang mampu saya berikan ? benturan hak privasi di mana - mana, cukup kalian semua tau, Min lebih cantik dari Kuta Bali. Petunjuk lain adalah, Penciptaan atas nama Min terjadi ketika Tuhan dan semesta tengah tersenyum.
Selebihnya, gue setuju kok. Kalo tulisan gue jelek. Maka, kalo ada yang bilang seperti itu gue gak sakit hati. Tulisan gue dibilang hina, toh gue juga tau. Gue dikatain bego, toh emang gue ngerasa bego ( kayak di post sebelum ini ). Ujung - ujungnya, anggapan negatif mereka tentang gue itu semua berbalik menjadi senjata kuat untuk membuat hidup lebih baik.
Intinya, merendahlah sampai tidak bisa direndahkan. Terus ada yang nanya,
" Kok lo bisa percaya gitu ? "
Jawabannya, karena gue ngalamin sendiri.
" Kok tulisan lo bagus ? "
" Karena selera tulisan kalian rendah. "
" Gimana caranya menjadi diri sendiri, seadanya, nggak perlu make up, nggak perlu apa - apa, nggak perlu main sama temen yang hebat supaya terlihat hebat, pokoknya, tampilin apa yang bisa kita tampilin dan apa yang emang dari diri kita, tapi tetep disukain orang ? "
" Maksudnya ? "
" Iya,gimana kita tanpa harus berbuat yang spesial tapi bisa dicinta orang lain ? "
Waduh, nggak tau. Tanya Min.